gravatar

helow my blog...

coba coba nulis lagi part 2 (^_^)

Empat hal yang secara spesifik yang susah untuk di terapkan dalam kehidupan keseharian kita.

1st. Mempercayai orang

2nd Mempunyai keyakinan

3rd Memaafkan secara tulus

4th Mengucap syukur (say, Thanks).

Mungkin dari sebagian dari kita mempunyai pendapat yang berbeda dari empat hal di atas, tapi pernah tidak kita berfikir bahwa ada sebagian orang sangat memiliki keterbatasan untuk melakukan ke empat hal tersebut. Seharusnya ini adalah suatu kewajiban dalam hidup manusia.

Ok, kita akan membahas sedikit mengenai “ mempercayai orang”. Dari point ini terlihat bahwa manusia itu memiliki krisis kepercayaan, baik itu untuk diri sendiri, orang terdekat, orang yang dicintai, politisi bahkan terhadap para pengajar. Ketika kita mencari suatu kebenaran, teori akan memenuhi otak dan pikiran, ketika kita mencari kebenaran kita dituntut untuk mencerna essens dari semua teori itu dan akhirnya kesimpulan yang tepat harus kita tentukan. Dan akhirnya kepercayaan itu kembali dipertaruhkan, apakah kesimpulan yang dibuat itu benar atau tidak. Percaya diri tidak? Saran saya adalah ketika membuat sebuah kesimpulan lebih baik mencari dukungan dari kesimpulan itu tidak hanya melalui teori tetapi lebih banyak dari bukti atau praktek yang didapati dalam hidup. Baik pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain dalam hal mempercayai.

Mempunyai keyakinan. Secara tidak langsung ada keterkaitan antara mempercayai orang lain dengan keyakinan yang kita punya. Ketika semua teori mendukung kesimpulan yang sedang kita ambil, mungkin tidak akan sulit untuk menetapkannya. Tapi bagaimana apabila kesimpulan yang dibuat adalah hasil pemikiran diri sendiri dan hanya sedikit teori yang mendukungnya? Apakah anda tetap yakin? Kesimpulan itu adalah milik pribadi dan hak seseorang untuk menentukan. Dan jangan lupa melengkapi kesimpulan itu dengan keyakinan. Keyakinan akan menuntun kita pada baik dan buruk dari semua kesimpulan dan tindakan. Berfikir kearah yang lebih positif akan sangat membantu dalam hal meyakini. Karena keyakinan adalah jalan untuk memastikan langkah selanjutnya dalam hidup. Jangan pernah meninggalkan keyakinan itu sedikit pun dan dalam hal apapun.

Memaafkan secara tulus. Saya pribadi memiliki kebiasaan untuk memaafkan, memaafkan untuk kesalahan yang di anggap besar atau kecil bagi orang lain. Bagi saya, kesalahan itu adalah sama, tidak ada komposisi besar atau kecilnya, hanya dampak dari kesalahan saja yang bisa dikategorikan besar atau kecil. Tapi terkadang saya tidak yakin apakah saya memaafkan dengan tulus atau hanya sekedar formalitas saja? Memaafkan terkadang membuat seseorang harga dirinya jatuh, dan terlihat lemah. Saya berfikir itu hanya pendapat orang picik yang senang membuat pengelompokan dan batasan terhadap pengertian akan sesuatu. Tapi semoga anda yang kebetulan membaca blog ini bukan salah satu dari orang-orang picik itu. Teruslah memaafkan, memaafkanlah dengan tulus, karena itu akan memberikan kemenangan batin yang tidak dapat dibeli oleh apapun. Dan apabila anda adalah orang yang tidak bisa memaafkan, saya sarankan untuk mencoba dan mencoba. Awali dengan belajar memaafkan diri sendiri.

“Hari ini saya bersyukur sekali karena masih bisa bangun pagi dan melakukan rutinitas ku yang membosankan “.

Mungkin itu salah satu contoh kata-kata pengucapan terima kasih untuk hidup, walaupun terdengar sarkastis. Mengucap syukur dan berterima kasih terdengar seperti kata-kata yang biasa, tapi itu bukanlah sesuatu hal yang biasa. Ucapan terima kasih dan syukur tidak akan pernah menjadi suatu hal yang biasa, karena dari situ terlihat bagaimana kita bisa menghargai kehidupan yang diberikan selama ini, asalkan anda tidak pernah menyesali kehidupan, mengucap syukur selalu akan menyenangkan. Berterima kasih juga tidak akan pernah ada batasannya, itu bisa diterapkan dalam setiap kesempatan atau moment dalam hidup. Coba di ingat, kapan terakhir kali anda mengucapkan terima kasih kepada orang tua mu, saudara mu, kekasih, sahabat dan teman-teman mu bahkan kepada orang baru yang anda kenal yang memberikan pertolongan pada anda? Atau pernahkah anda hanya menganggap seseorang yang memberikan senyum kepada anda hanya sebatas senyuman tanpa berterima kasih untuk senyum itu? Berterimakasihlah, walaupun itu hanya dalam hati…

Please, try this “not” just at home…